Kamis, 30 April 2015

Mengapa Ritel Marak di Indonesia dan Bagaimana Cara Kerja Ritel di Indonesia

Mengapa Ritel Marak di Indonesia dan Bagaimana Cara Kerja Ritel di Indonesia

Ritel Marak di Indonesia
Dalam periode enam tahun terakhir, dari tahun 2007–2012, jumlah gerai ritel modern di Indonesia mengalami pertumbuhan rata-rata 17,57% per tahun. Pada tahun 2007, jumlah usaha ritel di Indonesia masih sebanyak 10.365 gerai, kemudian pada tahun 2011 mencapai 18.152 gerai tersebar di hampir seluruh kota di Indonesia. Pertumbuhan jumlah gerai tersebut tentu saja diikuti dengan pertumbuhan penjualan. Menurut Asosiasi Perusahaan Ritel Indonesia (Aprindo), pertumbuhan bisnis ritel di Indonesia antara 10%–15% per tahun. Penjualan ritel pada tahun 2006 masih sebesar Rp49 triliun, dan melesat hingga mencapai Rp120 triliun pada tahun 2011. Sedangkan pada tahun 2012, pertumbuhan ritel diperkirakan masih sama, yaitu 10%–15%, atau mencapai Rp138 triliun. Jumlah pendapatan terbesar merupakan kontribusi dari hipermarket, kemudian disusul oleh minimarket dan supermarket.
 Description: Image
Indonesia dengan jumlah penduduk sekitar 237 juta jiwa dengan total konsumsi sekitar Rp3.600-an triliun merupakan pasar potensial bagi bisnis ritel modern. Ini didukung oleh perilaku berbelanja penduduk Indonesia yang sudah mulai bergeser, dari berbelanja di pasar tradisional menuju ritel modern.

Description: Image 
Persentase penduduk yang berbelanja di ritel modern untuk barang kebutuhan di atas
Sumber: Frontier Consulting Group, Research Division (survei di enam kota besar)
Dengan dibukanya pintu masuk bagi para peritel asing sebagaimana Keputusan Presiden No. 118/2000 yang telah mengeluarkan bisnis ritel dari negative list bagi penanaman modal asing (PMA), sejak itu ritel asing mulai marak masuk ke Indonesia. Masuknya ritel asing dalam bisnis ini menunjukkan bisnis ini sangat menguntungkan. Namun di sisi lain, masuknya hipermarket asing yang semakin ekspansif memperluas jaringan gerainya, dapat menjadi ancaman bagi peritel lokal. Peritel asing tidak hanya membuka gerai di Jakarta. Misalnya Carrefour, dalam enam tahun belakangan sudah merambah ke luar Jakarta, termasuk ke Yogyakarta, Surabaya, Semarang, Palembang, dan Makassar.
Semakin maraknya ritel modern tentu saja menimbulkan persaingan sesama ritel modern tersebut. Selain itu, maraknya ritel modern memudahkan konsumen untuk memilih ritel yang disukai dan cocok dengan keinginan konsumen. Sehingga konsumen dengan mudah bisa berganti ritel modern yang dikunjungi, atau tetap loyal dengan satu ritel karena sudah merasa cocok.
Survei Top Brand yang mengukur tiga parameter, yaitu TOM BA, last usage, dan future intention, selain digunakan untuk mengetahui Top Brand Index, bisa juga digunakan untuk mengetahui perilaku switching konsumen. Berikut ditampilkan perilaku switching konsumen berdasarkan hasil survei Top Brand 2012, atribut last usage dan future intention, untuk kategori hipermarket, supermarket, dan minimarket.
 Description: Image
Brand Switching Analysis Kategori Hipermarket
Sumber: Frontier Consulting Group Research Division
Berdasarkan brand switching analysis di atas, terlihat bahwa Carrefour, Hypermart, dan Lotte Mart merupakan merek yang diprediksikan akan bertambah jumlah pengunjungnya di masa mendatang. Angka net switching ketiga merek tersebut positif. Jumlah pengunjung merek lain yang akan berganti mengunjungi ketiga merek tersebut (switching in) lebih banyak dari pengunjung merek tersebut yang akan berpindah menggunakan merek lain (switching out). Sebaliknya, Giant, Superindo, dan Brastagi, net switching ketiga merek tersebut bernilai negatif.
Description: Image 
Brand Switching Analysis Kategori Supermarket
Sumber: Frontier Consulting Group Research Division
Bagaimana dengan supermarket? Berdasarkan brand switching analysis di atas, terlihat bahwa Hero merupakan satu-satunya merek yang diprediksikan akan bertambah jumlah pengunjungnya di masa mendatang. Angka net switching merek tersebut positif. Jumlah pengunjung merek lain yang akan berganti mengunjungi Hero (switching in) lebih banyak dari pengunjung Hero yang akan berpindah mengunjungi merek lain (switching out). Sebaliknya, Superindo, Griya, dan Tip-top, net switching ketiga merek tersebut bernilai negatif. Sedangkan ADA diprediksikan stagnan.
 Description: Image
Brand Switching Analysis Kategori Minimarket
Sumber: Frontier Consulting Group Research Division
Kemudian untuk minimarket, berdasarkan brand switching analysis di atas, terlihat bahwa Alfamart, Yomart, dan 7-eleven merupakan merek yang diprediksikan akan bertambah jumlah pengunjungnya di masa mendatang. Angka net switching ketiga merek tersebut positif. Jumlah pengunjung merek lain yang akan berganti mengunjungi ketiga merek tersebut (switching in) lebih banyak dari pengunjung ketiga merek tersebut yang akan berpindah mengunjungi merek lain (switching out). Sebaliknya, Indomaret dan Alfamidi, net switching kedua merek tersebut bernilai negatif.
Bagi merek-merek yang memiliki net switching negatif harus berhati-hati dan berusaha melakukan improvement agar prediksi tersebut tidak terjadi. Demikian juga dengan merek yang sudah memiliki angka net switching positif, mereka harus mempertahankan atau meningkatkan performance mereka sehingga prediksi dari brand switching analysis tersebut benar-benar terjadi.
Indomaret
Indomaret adalah jaringan peritel waralaba di Indonesia. Indomaret merupakan salah satu anak perusahaan Grup Salim.
Indomaret merupakan jaringan minimarket yang menyediakan kebutuhan pokok dan kebutuhan sehari-hari dengan luas penjualan kurang dari 200 M2. Dikelola oleh PT. Indomarco Prismatama, cikal bakal pembukaan Indomaret di Kalimantan dan toko pertama dibuka di Ancol, Jakarta Utara, pada tahun 1988.
Tahun 1997 perusahaan mengembangkan bisnis gerai waralaba pertama di Indonesia, setelah Indomaret teruji dengan lebih dari 230 gerai. Pada Mei 2003 Indomaret meraih penghargaan “Perusahaan Waralaba 2003″ dari Presiden Megawati Soekarnoputri.
Hingga 2014 Indomaret mencapai 10.600 gerai. Dari total itu 2.444 gerai adalah milik sendiri dan sisanya 1.817 gerai waralaba milik masyarakat, yang tersebar di kota-kota di Jabodetabek, Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Yogjakarta, Bali, Lampung, Medan, Palembang, dan Samarinda. Di DKI Jakarta terdapat sekitar 488 gerai.
Indomaret mudah ditemukan di daerah perumahan, gedung perkantoran dan fasilitas umum karena penempatan lokasi gerai didasarkan pada motto “mudah dan hemat”.
Lebih dari 3.500 jenis produk makanan dan non-makanan tersedia untuk memenuhi kebutuhan konsumen sehari-hari.
Pada awal tahun 2011, Indomaret mengubah logo baru, yaitu logo Indomaret di dalam kotak berwarna merah, biru dan kuning dari atasnya.

Gallery
Description: Image
Logo lama Indomaret (1988-2010)‎
 Description: Image
Logo baru Indomaret‎ (sejak 2010)
 Description: Image
Si Domar, Maskot resmi Indomaret

Waralaba Indomaret
Pada tahun 1997 Indomaret memperkenalkan sistem kemitraan kepemilikan dan pengelolaan gerai dengan cara waralaba.
Sampai 2014 telah mencapai jumlah 10.600 toko. Mitra usaha waralaba ini meliputi: koperasi, badan usaha dan perorangan.
Sistem waralaba Indomaret memperoleh penghargaan dari Presiden Republik Indonesia sebagai Perusahaan Waralaba Nasional, pada tahun 2003.

Kebaikan yang diberikan Indomaret untuk indonesia dan dunia
Setiap tahun, Indomaret membagikan beasiswa bagi anak-anak kurang mampu di sekitar toko Indomaret. Tahun 2009, beasiswa diberikan kepada 1.300 siswa 260 sekolah dasar yang ada di Jawa, Bali, Madura dan Sumatera.
Indomaret hadir di Kidzania, Pacific Place Jakarta. Sebuah tempat bermain anak-anak yang menyenangkan dan mendidik. Anak-anak dapat menjalankan profesi seperti halnya staf karyawan Indomaret, dan belajar tentang sistem retail modern.
Festival Vokal Group Indomaret (FOGI) merupakan inisiatif Indomaret untuk memfasilitasi talenta kaum muda Indonesia yang berbakat dalam dunia tarik suara, khususnya vokal grup. Diadakan setiap tahun di kota-kota besar, untuk kemudian Final di Jakarta. Tahun 2010 para pemenang FOGI mendapatkan kesempatan untuk bertanding dalam kejuaraan dunia vokal grup, World Choir Games di ShaoxingCina, dan meraih juara pertama.
Indomaret berkomitmen terhadap lingkungan, dengan digunakannya plastik ramah lingkungan, oxi-degradable untuk seluruh jaringan tokonya.
Indomaret juga melakukan ajang lomba kreatifitas buat anak-anak Taman Kanak-kanak yang ingin mengembangkan bakat mewarnai dan sudah dilaksanakan di berbagai wilayah indonesia dan salah satunya di Indomaret Bakti ABRI Sukatani, Depok.
FIFA menunjuk Indomaret sebagai retail produk resmi FIFA World Cup 2010

Indomaret dan UNICEF berupaya memberikan awal terbaik dalam hidup anak-anak Indonesia

© UNICEF/2012/Klavert
Menyusul suksesnya kampanye penggalangan dana pelanggan antara Indomaret dan UNICEF yang diluncurkan awal tahun ini untuk membantu mengatasi kekurangan gizi di kalangan anak-anak, dengan bangga kedua mitra ini mengumumkan perpanjangan inisiatif kerjasama sampai dengan akhir tahun.
Antara Oktober hingga Desember 2012, Indomaret kembali memberikan kesempatan bagi para pelanggannya untuk menyumbangkan uang kembalian bagi anak-anak Indonesia. Jumlah yang dikumpulkan dalam periode ini akan mendukung program Pengembangan Anak Usia Dini (PAUD) yang didukung oleh UNICEF.
Usia 0-6 tahun adalah saat-saat penting yang akan menentukan landasan pertumbuhan fisik, mental, sosial, dan emosional anak. Agar dapat menyadari potensi mereka sepenuhnya, diperlukan layanan yang menyeluruh dan terpadu mulai dari ketika anak masih berada di dalam rahim hingga mencapai usia 6 tahun. Layanan tersebut meliputi pelayanan kesehatan (imunisasi, air bersih, sanitasi, pemantauan pertumbuhan), gizi seimbang, perlindungan anak, perawatan anak yang tepat, dan stimulasi usia dini yang sesuai untuk perkembangan psikososial mereka.
Penelitian menunjukkan bahwa kurangnya layanan terhadap anak usia dini dapat menyebabkan konsekuensi yang akan mempengaruhi kehidupan mereka di masa depan, dan tidak akan dapat diperbaiki. Beberapa contoh dari konsekuensi ini termasuk kinerja buruk di sekolah dasar, tingkat partisipasi sekolah yang lebih rendah, tingkat putus sekolah yang lebih tinggi, kemungkinan tindak pidana yang lebih tinggi, serta berpenghasilan yang lebih rendah di masa mendatang.
Investasi terhadap program PAUD yang menyeluruh dan terpadu dapat berkontribusi terhadap keuntungan negara hingga tujuh kali lipat – khususnya bila difokuskan ke daerah-daerah miskin. Pelaksanaan PAUD akan menghasilkan penghematan jangka panjang atas subsidi pendidikan, kesehatan, dan pengangguran.
Dari 32 juta anak yang berusia antara 0-6 tahun di Indonesia, hanya sekitar 1 dari 4 memiliki akses terhadap stimulasi anak usia dini. Ini berarti lebih dari 20 juta anak Indonesia masih tumbuh tanpa layanan PAUD yang terpadu dan menyeluruh.
Melalui kemurahan hati pelanggan, Indomaret membantu membawa pengembangan anak usia dini kepada anak-anak yang masih belum mendapatkan pelayanan penting ini. Program penggalangan dana akan tersedia di semua gerai Indomaret, memungkinkan pelanggan untuk turut berperan dalam menciptakan masa depan yang lebih baik bagi Indonesia.
Indomaret melahirkan generasi muda yang enterpreneur
Meningkatnya daya beli serta pesatnya pertumbuhan masyarakat kelas menengah Indonesia beberapa tahun belakangan membuat franchise asing tak ragu melebarkan sayapnya ke negara ini. Total 13franchise asing sudah resmi membuka tokonya di Indonesia. Banyak spekulasi menyebutkan untuk beberapa tahun ke depan, pertumbuhan franchise asing akan lebih pesat dibandingkan franchise lokal asli Indonesia.
Hal ini ternyata bukan tanpa sebab. Memiliki bisnis bermodelkan franchise ternyata memberikan keuntungan tersendiri bagi perusahaan. “Dalam beberapa dekade terakhir, franchise merupakan salah satu model bisnis yang banyak diterapkan oleh perusahaan di Indonesia karena dapat mengembangkan bisnis secara masif dalam waktu yang relatif lebih cepat dibandingkan dengan metode-metode tradisional lainnya,” papar Gan Budi Santosa, Franchise Senior Manager PT Indomarco Prismatama, dalam seminar bertajuk “Prospek Model Bisnis Franchise di Indonesia” yang diikuti  oleh mahasiswa Surya University.
Bagi perekonomian, sistem franchise juga bermanfaat untuk mengakselerasi perkembangan ekonomi wilayah sampai ke daerah-daerah pelosok. “Akselerasi ini terjadi karena ekspansi kegiatan bisnis tidak hanya ditanggung oleh satu perusahaan tetapi juga karena adanya kontribusi franchisee. Kelebihan lain dari model bisnis ini adalah kemampuannya untuk menyerap tenaga kerja yang tinggi, baik untuk toko atau pun dalam tiap rantai nilai,” jelas Dr. Martin Tjahjono selaku Direktur Center for Technopreneurship and Innovation (CTI) Surya University.
Paparan tersebut semakin memperkuat pendapat bahwa membangun sistem franchise adalah salah satu jalan untuk menjadi seorang entreprenur handal. Itulah sebabnya, Surya University melalui Center for Technopreneurship and Innovation dan Indomaret berharap melalui seminar ini akan lahir banyakfranchiser muda Indonesia yang bisa bersaing dengan pihak asing sekaligus menopang perekonomian Indonesia dan membuka lapangan usaha baru.
Selain seminar, dalam upaya menciptakan generasi muda Indonesia dengan jiwa entrepreneurial tinggi, kedua belah pihak bersepakat bahu membahu menjalankan lima program kegiatan strategis yang akan dijalankan dalam periode 2013/2014. Program-program itu adalah (1) Program AHAI (Anak Hebat Anak Indonesia) untuk menumbuhkan kreativitas dan kemampuan berinovasi anak-anak usia dini, (2) Program SIC (Social Innovation Competition), yaitu sebuah lomba inovasi bagi generasi muda yang menitikberatkan pada inovasi berdampak sosial luas, (3) Program BYTe (Boot Camp for Young Technopereneur) untuk melatih para remaja menjadi seorang technopreneur dengan memahami kondisi lapangan di dunia usaha, (4) Program workshop/training bertemakan technopreneurship and innovation, dan (5) Pengembangan  modul pelatihan (berupa animasi, buku dan poster), yang inovatif, menarik dan mudah dicerna khususnya bagi para pelaku UMKM di daerah-daerah.
Kesepakatan kerjasama ini ditandatangani oleh Direktur Center for Technopreneurship & Innovation Surya University, Dr. Martin Tjahjono dan Direktur Marketing PT. Indomarco Prismatama, Wiwiek Yusuf di Auditorium Surya University.
Acara ditutup dengan sosialisasi lomba Social Innovation Competition (SIC). Lomba ini bertujuan untuk mengundang generasi muda Indonesia berinovasi menyelesaikan berbagai masalah yang banyak ditemukan di masyarakat.  Isu yang diangkat dalam SIC menyangkut isu-isu strategis seperti pelayanan publik, permukiman, pedagang kecil, dan multikultur. Pelaksanaan lomba ini juga berkoordinasi dengan Dewan Riset Daerah DKI Jakarta. Hasil inovasi terbaik nantinya akan diserahkan kepada Gubernur/Wakil Gubernur DKI Jakarta.
Dengan begitu Indomaret sudah banyak membantu indonesia dalam pembangunan perekonomian dan dalam segi pendidikan serta membantu mensejahtrakan masyarakat indonesia dan dunia lewat bisnis retail yang di sandingkan dengan program – program kepeduliannya pada pembangunan ekonomi nasioonal indonesia.Bottom of Form
Bagaimana Cara Kerja Ritel di Indonesia
Produk dijual kepada pelanggan ritel, yang membeli produk tanpa memilih untuk menjajaki sisi bisnis penjualan langsung, juga kepada calon distributor, yang membeli produk serta memanfaatkan peluang bisnis yang ada.

Yang sesungguhnya membedakan bisnis penjualan langsung dengan industri ritel yang lebih tradisional adalah kemampuan seseorang untuk memulai bisnisnya sendiri, tanpa investasi besar dalam inventaris, ruang kantor yang mahal atau etalase toko, biaya awal yang menantang, atau pendidikan lebih dahulu dalam mengembangkan rencana bisnis. Lebih lanjut, pemasaran, pengemasan dan pengiklanan produk, juga pelatihan bisnis bagi distributor semuanya disediakan oleh perusahaan. Distributor perusahaan penjualan langsung dapat memusatkan perhatian semata-mata pada promosi berbagai produk perusahaan.

Selain itu, tidak ada kualifikasi khusus yang diperlukan untuk menjadi seorang penjual untuk bisnis penjualan langsung, karena perusahaan memberikan pelatihan untuk mengembangkan keahlian bisnis yang diperlukan, dan juga pendidikan pemasaran. Aspek pelatihan ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari peluang bisnis yang ditawarkan.
Distributor memiliki potensi bisnis yang sangat dapat dicapai yang menjadi satu-satunya komitmen kerja mereka, memungkinkan distributor untuk menjadi atasan bagi diri mereka sendiri, mengundurkan diri dari pekerjaan yang tidak mereka nikmati, dan mencapai kebebasan

Saat ini, PT Trans Retail Indonesia sudah beroperasi di 88 gerai dan menyebar ke 28 kota di Indonesia. Sekitar + 72 juta pelanggan setia berbelanja di Carrefour setiap tahunnya. Sebagai salah satu pemain ritel terkemuka, Carrefour berusaha untuk mengikuti trend yang berkembang di masyarakat.

PT Trans Retail Indonesia juga telah memberikan kontribusi dan berpartisipasi aktif dalam pembangunan daerah di sektor Pertanian dengan membeli 95% produk dari pasar domestik, meningkatkan kehidupan petani dengan menjaga hubungan jangka panjang dan memperluas akses pasar di gerai Carrefour, meningkatkan perkembangan kualitas produk lokal dengan memperkenalkan metode pertanian modern.


Jumat, 24 April 2015

PERENCANAAN DAN MANAJEMEN STRATEGI RITEL

PERENCANAAN DAN MANAJEMEN STRATEGI RITEL
·         
Pemahaman tentang Saluran Pemasaran
      Membicarakan strategi pemasaran, memang tidak akan pernah ada habisnya. Berbagai cara dan usaha bisa dijadikan sebagai strategi untuk memasarkan sebuah produk. Salah satu strategi yang sudah dijalankan masyarakat dari dulu hingga sekarang adalah pemasaran dengan sistem retail atau eceran. Yang dimaksud dengan strategi pemasaran retail atau eceran sendiri adalah segala kegiatan jual-beli yang bertujuan menyalurkan barang kepada konsumen akhir, guna memenuhi kebutuhan pribadi para konsumen.
Sebagian besar pelaku usaha memilih untuk menggunakan strategi pemasaran ini, sebab peluang pasar yang paling potensial datang dari konsumen akhir, yang rata-rata membeli suatu produk untuk keperluan mereka sehari-hari. Tak heran bila saat ini perkembangan bisnis retail juga sangat pesat, lihat saja bisnis toko kelontong, minimarket, hingga bisnis retail yang sudah besar seperti Matahari, Alfamart, Indomart, dan Hero banyak dicari para konsumen.
Tingginya permintaan pasar akan produk retail, membuat sebagian besar pelaku usaha memilih strategi pemasaran tersebut untuk melepas produk mereka ke pasaran. Meskipun cara ini terbilang mudah, namun persaingan pasar bisnis retail sudah sangat tinggi. Maka dari itu bagi Anda yang ingin terjun dalam bisnis retail, sebaiknya perhatikan hal-hal berikut untuk memenangkan pasar :
Pertama, tentukan target pasar. Meskipun bisnis retail biasa menawarkan berbagai produk kebutuhan masyarakat, namun sebisa mungkin tentukan target konsumen yang ingin Anda jangkau. Misalnya saja lebih menekankan harga murah untuk menjangkau konsumen menengah kebawah, atau menyediakan produk dengan kualitas terbaik untuk menjangkau sasaran pasar menengah keatas.
Kedua, ciptakan loyalitas pelanggan. Memiliki konsumen yang loyal, merupakan strategi tepat untuk meningkatkan pemasaran. Bukan hanya itu saja, dengan adanya loyalitas konsumen juga membantu bisnis retail untuk menghadapi persaingan pasar. Ciptakan program-program promosi yang dapat meningkatkan loyalitas konsumen, contohnya saja dengan memberikan kartu diskon bagi para member, atau mengadakan event promosi setiap akhir pekan.
Ketiga,pilih lokasi usaha yang strategis. Pemilihan lokasi usaha sangat mempengaruhi tingkat penjualan pada bisnis retail. Sesuaikan lokasi usaha dengan bisnis retail yang ingin dijalankan, sebab lokasi usaha juga ikut menentukan potensi pasar. Seperti lokasi yang ada di tengah pemukiman warga, Anda bisa membuka toko kelontong. Sedangkan untuk lokasi usaha yang ada di daerah perkotaan, Anda bisa mencoba bisnis retail dengan minimarket atau supermarket.
Keempat, cantumkan brand pada setiap produk. Penanaman image kepada para konsumen, menjadi cara jitu untuk memasarkan bisnis retail. Yang perlu diingat adalah brand bukan hanya sekedar nama, jadi cantumkan brand yang telah ditetapkan di setiap produk. Seperti mencantumkan logo disetiap label harga produk, atau mencantumkan logo pada interior ruangan. Sehingga brand tersebut menjadi pembeda bisnis retail Anda dengan bisnis para pesaing.
Kelima, berikan pelayanan prima kepada konsumen. Jangan abaikan istilah pembeli adalah raja. Istilah ini memberikan masukan kepada para pelaku usaha untuk selalu memberikan pelayanan terbaik bagi para konsumen. Biasakan layani konsumen dengan 3S 1A (sambut, senyum, sapa dan antusias). Lakukan dari hal yang terkecil, seperti menyambut konsumen dengan salam dan mengucapkan terimakasih setelah mereka selesai berbelanja. Cara ini sudah dilakukan pada sebagian kecil bisnis retail, seperti Indomart. Jadi konsumen merasa dihargai ketika berbelanja di tempat Anda, dan tidak segan untuk datang berbelanja kembali.
Karena strategi pemasaran bisnis retail lebih mengacu pada konsumen akhir sebagai potensi pasar, sebaiknya lakukan pemasaran bisnis dengan pendekatan langsung kepada konsumen. Yakinlah bila loyalitas konsumen telah terbentuk, maka yang menjadi agen pemasaran paling efektif bagi bisnis Anda adalah para konsumen tersebut. Oleh karena itu, penuhi kebutuhan konsumen dan biarkan mereka menjadi agen pemasaran Anda. Salam sukses
·         Pemahaman tentang Perilaku Konsumen
Dalam pengertian bisnis ritel ini, barang yang dijual disalurkan langsung kepada konsumen. Konsumen yang dimaksud dalam pengertian ini adalah diri pribadi, keluarga, maupun rumah tangga. Proses yang terjadi dalam bisnis ritel ini mencakup berbagai kegiatan sehingga transaksi antara pedagang dan pembeli terjadi. Dalam hal ini, terdapat unsur yang mesti ada dalam kegiatan bisnis ritel, yaitu meliputi product (barang atau jasa), price (harga), place (tempat atau lokasi penjualan), dan promotion atau promosi. Hal ini tentu saja berbeda dengan bisnis grosir dimana pengusaha membeli barang dalam jumlah besar, dan menyalurkannya lagi kepada peritel. Bisnis grosir biasanya dijalankan oleh pengecer karena kemampuan modalnya yang cukup besar. Selain itu, juga terdapat mata rantai yang cukup panjang pada penyaluran barang dalam bisnis ritel dan melibatkan banyak pihak didalamnya, seperti distributor dan agen. Dalam mata rantai ini, pedagang perantara atau agen berperan dan mengambil peran atau tugas distributor untuk menyalurkan barang dari produsen. Selanjutnya agen menyalurkannya kepada pengecer atau peritel yang menjalankan bisnis ritel agar menjualnya lagi kepada konsumen akhir. Namun dalam prakteknya, mata rantai bisnis tak selalu berjalan seperti itu. Pedagang grosir, ada yang kemudian merangkap dengan membuka bisnis ritel dengan menjual barang atau produk langsung kepada konsumen. Hal ini bisa terjadi karena adanya peluang ataupun keuntungan bisnis yang terbuka. Meskipun bisnis ritel menyediakan berbagai peluang yang cukup menggiurkan, namun bisnis ini tak bisa dijalankan hanya dengan memahami pengertian bisnis ritel. Kemampuan lain yang harus dikuasai adalah manajemen usaha yang kuat, masalah layanan, dan kepekaan bisnis. Apalagi perilaku konsumen dalam bisns ritel tidak mudah ditebak, bahkan sering berubah. Hanya karena perbedaan harga yang sedikit atau kecewa dengan tukang parkir, konsumen bisa dengan mudah berpindah ke toko lain.
·         Pemahaman tentang perilaku Pesaing
Bisnis ritel merupakan salah satu usaha yang memiliki prospek cukup baik. Teruatam jika mengamati jumlah populasi penduduk Indonesia pada tahun 2010 yang diperkirakan mencapai kurang lebih 220 juta jiwa. Alhasil, rasio keberadaan ritel khusunya ritel modern apabila diabdingkan dengan total penduduk Indonesia masih menunjukkan kesenjangan yang cukup besar (satu ritel masih harus melayani 500.000 jiwa).
Keberadaan ritel-ritel tradisional memang masih cukup diperlukan dalam konteks melayani segmen ekonomi bawah. Namun kemajuan teknoligi dan tuntutan kebutuhan konsumen yang terus meningkat menjadi pendorong adanya perubahan orientasi bisnis   bisnis ritel.Jika pada awalnya banyak bisnis ritel yang cukup dikelola secara tradisional, tanpa dukungan teknologi yang memadai, tanpa pendekatan manajemen modern dan tanpa berfokus pada kenyamanan dan keinginan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan.
Pergeseran pola perilaku belanja pelangan yang terdeteksi dari sejumlah studi yang dilakukan menunjukkan bahwa aktivitas belanja pelanggan tidak hany dalam upaya untuk memenuhi kebutuhan akan barang-barang keperluan hidup, namun lebih mengarah pada terpenuhinya kebutuhan untuk berekreasi dan berelasi. Kondisi inilah yang mendorong bisnis ritel tardisional mulai harus peka menaggapi kebutuhan pelanggan yang belum terpemuhi (un met need) jika mereka ingin tetap bertahan hidup dalam lingkungan persaingan bisnis ritel yang semakin tajam.
Bekal pemahaman terhadap konsep-konsep pengelolaan ritel modern sangat penting untuk dipahami, mengingat kegagalan dalam pengelolaan akan menumbulkan resiko kerugian yang cukup besar. Sedangkan jika seorang pelaku bisnis ritel tetap bertahan dengan pengelolaan ritel secara tradisional tidak memungkinkan untuk memiliki keunggulan kompetitif yang berkelanjutan bila dihadapkan dengan semakin banyaknya ritel-ritel modern yang dikelola dengan modal yang cukup besar maupun terjadinya perubahan pola belanja konsumen yang mempunyai konsekuansi terhadap berubahnya kebutuhan mereka terhadap keberadaan sebuah ritel seperti yang telah dijelaskan di atas.
Pengelolaan ritel modern skala besar dan kecil membutuhkan kesiapan pengelola dalam arti Sumber Daya Manusia (SDM) yang memiliki pengetahuan, ketrampilan (baik soft maupun hard skill) dalam hal manajerial ritel modern dan sekaligus kepekaan dalam melihat peluang agar dapat memiliki kompetensi untuk bertahan dalam bisnis ritel (continous competitive advantage).
Untuk itu, dipandang penting untuk mengembangkan pengetahuan dan ketrampilan di bidang manajemen ritel  yang akan menambah kesiapan pengelola ritel tradisional maupun ritel modern pada umumnya dalam mengimplementasikan semua pengetahuan dan konsep manajemen ritel modern secara terintegrasi khususnya bagi kesiapan dalam mengelola bisnis ritel modern slaka kecil dan menengah secara mandiri maupun apabila terjun sebagai bagian dari manajemen suatu perusahaan ritel skala menengah dan besar.
Sasaran
1.             Para pengusaha kecil dan menengah yang berkeinginan terjun dalam bisnis ritel sebagai:
1.             Pemula dalam bisnis ritel modern skala kecil dan menengah secara mandiri
2.             Tenaga yang akan bergabung dala operasional perusahaan ritel modern skala kecil dan menengah
3.             Pelaku bisnis ritel tardisional kecil dan menengah yang berkeinginan untuk mengembangkan diri
4.             Tenaga yang akan bergabung dalam manajerial perusahaan ritel modern skala kecil dan menengah pada tingkatan supervisor/penyelia
2.             Para pengusaha ritel tradisional kecik dan menengah yang menjadi binaan suatu lembaga/institusi/organisasi lembaga swadaya masyarakat
Bidang Kompetensi
Pelatihan, penelitian dan konsultasi dalam bidang Manajemen Ritel, meliputi:
1.             Perencanaan Bisnis Ritel (Retail Business Plan)
2.             Audit Ritel Manajemen
3.             Perencanaan dan Penyusunan Strategi Pemasaran Ritel
4.             Pengelolaan Barang Dagangan (Merchandise Management)
5.             Pengelolaan Operasional Toko (Store Operation)
6.             Kiat Sukses Mengeloal Ritel Modern Skala Menengah dan Kecil (memulai dan mampu bertahan dalam era kompetisi)
7.             Pergeseran Paradigma Pengelolaan Ritel Tradisional menuju Paradigma Ritel Modern
8.             Analisis Perilaku Belanja Konsumen
9.             Retail Mix (Bauran Ritel)
10.          Pengelolaan Loss Prevention
11.          Studi Kelayakan Bisnis Ritel
·         Pemahaman tentang Lingkungan Sosial,ekonomi, dan Teknologi
 ingkungan eksternal adalah semua elemen di luar organisasi yang relevan untuk operasi. Unsur-unsur di luar organisasi sulit dikendalikan namun berpengaruh terhadap organisasi. Organisasi tidak dapat berdiri sendiri atau memenuhi kebutuhannya sendiri. Organisasi mengambil input seperti bahan baku , uang, tenaga kerja dan energi dari lingkungan eksternal yang mengubahnya menjadi produk atau jasa sebagai output. Lingkungan eksternal dibagi menjadi dua yaitu lingkungan khusus dan lingkungan umum.
·         Pemahaman tentang lingkungan secara umum
     Elemen-elemen lingkungan umum meliputi sosial budaya, hukum, ekonomi, politik, dan teknologi. Variabel sosial antara lain demografik, gaya hidup dan nilai-nilai sosial. Variabel sosial budaya berkaitan dengan etika, benar-salah, dan tugas-wajib. Perkembangan penduduk, angkatan kerja, struktur kerja partisipasi kerja dan pendidikan mempengaruhi nilai-nilai sosial budaya.
     Demografik atau keadaan penduduk pada suatu wilayah seperti bertambahnya usia angkatan kerja. Hal ini membawa perubahan bagi organisasi karena mempengaruhi besarnya pasokan tenaga kerja. Demografik juga membentuk pasar untuk beraneka produk yang disebabkan oleh baby boomers atau ledakan bayi.
     Gaya hidup juga membawa pengaruh terhadap organisasi. Sebagai contoh meningkatnya pola hidup konsumtif masyarakat perkotaan mendorong mereka untuk membeli barang-barang yang bermerk dan selalu up to date. Hal ini mendorong organisasi untuk lebih menghasilkan produk mutu dan kualitas produknya.
     Faktor nilai-nilai sosial antara satu negara dengan negara lainnya berbeda. Misalnya di negara Jepang banyak orang bekerja pada suatu perusahaan untuk seumur hidupnya. Ini berbeda dengan sebagian besar negara-negara lain dimana masyarakatnya sering berpindah-pindah pekerjaan dalam jangka pendek. Struktur organisasi di Perancis lebih kaku daripada organisasi di Jepang atau Amerika. Di Jerman hak pekerja dan serikat pekerja dijamin oleh Undang-Undang dan karyawannya disebut sebagai mitra sosial, dan memiliki upah lebih besar daripada di Amerika Serikat.
     Secara umum kondisi ekonomi turut menentukan keberhasilan organisasi. Variabel ekonomi yaitu, kondisi ekonomi pada umumnya yang mempengaruhi aktivitas sebuah organisasi. Variabel ekonomi seperti upah, harga yang ditetapkan oleh pemasok dan pesaing serta kebijakan fiskal pemerintah mempengaruhi biaya produksi barang atau penawaran jasa dan kondisi pasar. Indikator ekonomi mengukur pendapatan, tabungan, investasi, harga, upah, produktivitas, lapangan kerja, aktivitas pemerintah serta transaksi internasional.
     Variabel politik yaitu berbagai faktor yang mungkin mempengaruhi aktivitas suatu organisasi sebagai hasil dari proses atau iklim politik. Proses politik mencakup persaingan antar kelompok dengan kepentingan yang berbeda, yang masing-masing mencari peluang untuk mencapai sasarannya sendiri. Seiring dengan tuntutan masyarakat terhadap praktik bisnis yang tidak benar, pemerintah hendaknya menjadi kekuatan politik yang mewakili masyarakat melalui deregulasi, debirokratisasi, dan dekonsentrasi.
     Variabel teknologi meliputi perkembangan baru dalam produk atau proses serta pengetahuan seperti fisika yang mempengaruhi aktivitas organisasi. Teknologi dapat mengubah segala sesuatu secara cepat dan adakalanya masyarakat tidak siap atau belum siap akan perubahan teknologi. Inovasi dalam bidang komputerisasi, robot, bioteknologi dan sumber daya alam lainnya mempengaruhi produktivitas masyarakat.
    Dari penjelasan di atas jelas bahwa lingkungan organisasi tidak statis. Manajemen organisasi bertanggung jawab untuk mengidentifikasi kesempatan agar berkembang. Lingkungan luar organisasi dapat menentukan keberhasilan organisasi/lembaga/badan usaha.
     Untuk mengidentifikasi perubahan lingkungan di luar organisasi, manajer perlu memonitor lingkungan umum. Sebagai contoh, manajer perlu mengurangi produksi barang mewah bila melihat adanya kecenderungan penurunan pengeluaran secara umum dari konsumennya.
     Organisasi mendapatkan informasi tentang keadaan lingkungan umum dari berbagai sumber, seperti dari hubungan informal dalam industri, manajer organisasi lain, data dari dalam organisasi, laporan dan statistik pemerintah, jurnal atau majalah ekonomi, serta data-data dari internet.